Usiaku 28 tahun, rumahku berada di pedesaan. Setelah lulus kuliah, aku tinggal di kota untuk bekerja. Sibuk bekerja membuatku tidak memiliki pasangan. Biasanya sabtu - minggu, aku pergi ke panti sosial, merawat orang tua dan anak-anak, meskipun tidak melakukan dengan uang sepeserpun, tapi melakukan sesuatu yang baik membuatku merasa senang.
Saat menjadi relawan di panti sosial, aku bertemu dengan suamiku. Dia berkata bahwa dia suka dengan kebaikanku. Obrolan kita nyambung. Hobi dan topik kita pun sama.
poker cimb - Tapi aku tidak menyangka suamiku berasa dari keluarga mampu. ketika suamiku mengajak ke rumah, aku baru tahu bahwa orang tuanya punya usaha, rumahnya didekorasi dengan megah, ada pembantunya, bahkan punya beberapa rumah.
Aku dapat merasakan dengan jelas kalau ibu mertua tidak suka denganku. Dia melihat bajuku dengan pandangan risih. Terakhir aku baru tahu kalau dia merasa aku adalah anak desa, tidak pantas untuk anaknya, dan menyuruh suamiku mencari gadis lain yang lebih pantas untuk bersandingan dengannya.
sakong online - Langsung saja kukatan pada suamiku, kalau kamu merasa kita tidak cocok, aku tidak akan memaksa. Tapi siapa tahu dia berkata dia tidak akan menikahi wanita lain selain aku. Dia pun meyakinkan orang tuanya dan menyuruhku untuk menunggu.
Aku tidak tahu cara apa yang dia gunakan, tapi akhirnya ibu mertua setuju kita menikah. Ibu mertua menawarkan mas kawin sebesar 100 juta. Orang tuaku walaupun tidak samampu keluarga mereka tapi punya rumah punya mobil, tidak mengharapkan mas kawin ini, namun suamiku bersikeras memberinya sebagai tanda jadi.
Hari kita bertunangan, kedua keluarga dan sanak saudara makan bersama. Perjamuan dimulai suamiku menuntunku ke meja pamannya untuk bersulang. Sampai di depan meja, tiba-tiba seorang wanita berdiri dan memanggil seolah-olah mengenaliku.
Langsung hal itu menarik pandangan orang sekitar.
Aku juga mengenalinya. Dengan penuh semangat dia meraih tangaku dan berkata, "kamu bukannya yang anter saya ke rumah sakit waktu itu?" Perkataannya membuat semua orang penasaran, bahkan ibu mertua pun datang melihat ada apa.
Apakah dunia ini begitu sempit? Pagi itu saat pergi bekerja, aku melihat seorang ibu duduk di pinggir jalan, mukanya seperti kesakitan dan tidak nyaman, banyak orang sekeliling yang melihat tapi tidak ada yang memberi pertolongan. Aku tadinya juga ragu - ragu, tapi aku pikir bisa kalau bantu yah bantulah.
Aku tanya ibu kenapa? dia bilang dia pusing, matanya kabur. Aku cepat-cepat panggil taksi dan menemaninya ke rumah sakit. Aku juga menelepon keluarganya. Dengan terburu-buru aku pergi ke kantor karena sudah terlambat. Ibu itu meminta nomor teleponku namun aku berkata tidak usah tidak apa-apa karena buru-buru, aku pun pergi.
Ternyata ibu itu adalah bibi suamiku. Benar-benar suatu kebetulan! Bibi kemudian memberiku sebuah amplop merah dan berkata, "Menantu keponakanku ini benar-benar baik, aku sangat suka!"
Saudara laki-laki dari paman juga datang dan berterima kasih kepadaku, bahwa berkatku, ibunya bisa selamat dari bahaya.
Semua orang membicarakanku bahwa aku gadis yang baik.
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 comments:
Post a Comment