
Info Terkini - Akibat belum adanya solusi efektif mengatasi konflik gajah dengan manusia di pedalaman Aceh Timur, kini binatang berbadan besar itu kembali ditemukan mati di kawasan perkebunan warga, Gampong Cek Mbon, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur. Gajah ditemukan mati oleh Herman (35) saat ia hendak pergi ke kebunnya,
Herman merupakan warga Gampong Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur. Untuk menuju ke kebunnya itu ia harus menyeberangi sungai Peureulak. Gajah tersebut ditemukan tergeletak di tanah dalam keadaan mati dan sudah mulai membusuk. Tidak jauh dari bangkai gajah itu ditemukan kawat yang diduga digunakan memagari kebun warga setempat yang telah dialiri arus listrik.
Kemudian Herman melaporkan temuannya itu kepada Jasman selaku Keuchik Gampong Seumanah Jaya. Selanjutnya, Jasman meneruskan informasi tersebut kepada personel Sat Intelkam Polres Aceh Timur.
Pukul 17.00 WIB, Keuchik Jasman bersama Personel Sat Intelkam Polres Aceh Timur tiba di lokasi bangkai gajah. Sebelumnya mereka menempuh jarak sekitar 1,5 km dari Seumanah Jaya, dan menyeberangi sungai Peureulak menggunakan sampan. “Gajah berjenis kelamin jantan ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dengan posisi badan gajah sebelah kiri rebah, tapi kedua belah gading masih utuh dengan panjang sekitar 30 cm,” ungkap Wakapolres Aceh Timur, Kompol Apriadi, dalam keterangan tertulis yang diterima Serambi, Jumat.
Namun, ditemukan luka terbakar pada bagian belalai. “Selain itu juga terdapat kawat dekat bangkai gajah. Kawat tersebut diduga selama ini digunakan untuk memagari kebun warga setempat,” jelas Wakapolres. Terkait penemuan gajah mati ini, jelas Wakapolres, pihaknya telah berkoordinasi dengan BKSDA Aceh dan LSM Forum Konservasi Leuser (FKL) untuk penanganan lebih lanjut.
Tersetrum Arus Listrik
Keuchik Gampong Seumanah Jaya, Jasman mengatakan, gajah jantan itu mati diduga akibat tersetrum aliran listrik yang telah disambungkan ke kawat. Kawat ini digunakan warga untuk memagari kebun mereka.
“Ya, diduga gajah mati karena tersetrum,” ungkap Jasman, seraya menyebutkan bahwa arus listrik untuk pagar kawat itu dialiri dari Gampong Seumanah Jaya, menggunakan kabel khusus dengan jarak sekitar 1,5 km.
Jasman mengatakan, hingga pukul 21.00 WIB Kamis malam, ia dan personel Polres telah menjaga bangkai gajah agar gading tidak hilang. “Setelah tiba petugas BKSDA Aceh dari CRU Serbajadi, barulah kami pulang,” ungkap Jasman. Kepala BKSDA Aceh Sapto Prabowo mengatakan, gajah jantan tersebut mati akibat tersetrum aliran listrik.
“Mati karena terkena sengatan listrik,” tulis Sapto dalam Grup WhatsApp Media Konservasi Aceh, seraya menyebutkan, tim dokter BKSDA Aceh telah meluncur ke Aceh Timur. “Tim dokter sudah tiba di Aceh Timur. Setelah berkoordinasi dengan Polres Aceh Timur, selanjutnya tim akan langsung menuju ke lokasi,” jelas Sapto.
0 comments:
Post a Comment